Selasa, 08 Desember 2009



Selamat datang Di Weblog Kami : Salam Buat eyang di solo, embah di jogja, pakdhe/budhe om dan tante, mas dan mbak di surabaya,pekanbaru,jogja, tangerang selatan dan solo : Naufal 'Aqil Rizqi


Desember 09 : Breakfast with Naufal



VARIASI MENU UNTUK SI KECIL USIA 1 TAHUN KE ATAS

Beberapa variasi menu yang diformulasikan khusus untuk Anak berusia 1 tahun ke atas.

* Ganti sumber karbohidrat dengan berbagai pilihan, misalnya beras, beras merah, ubi, kentang, havermut, roti.
* Jangan memberinya bayam dan wortel saja. Perkenalkan dengan berbagai sayuran, misalnya jagung, brokoli, bit, bayam merah.
* Bila si kecil tidak suka makanan baru yang Anda perkenalkan, cobalah beberapa kali. Jika ia tetap menolaknya, tak perlu memaksanya agar tidak menimbulkan trauma terhadap makanan itu.
* Karena makanan si kecil tak boleh diberi bumbu yang menyengat, berikan selembar daun salam dalam buburnya agar lebih gurih.


Hati-hati!
Beberapa makanan di bawah ini bisa menimbulkan alergi pada sebagian bayi di bawah usia satu tahun:
telur, tomat, ikan jenis tertentu (tongkol, salmon), kacang (termasuk selai mentega kacang), bumbu-bumbu yang menyengat (lada, kunyit, jahe, dan sebagainya), strawberry, coklat dan kerang.

Sampai usia satu tahun, sebaiknya hindari memberi bayi Anda:
Telur setengah matang, bawang merah, ketimun dan kol (karena sulit dicerna), garam berlebihan, gula berlebihan, lobak dan kangkung (membuat bayi sering bersendawa), dan makanan mengandung pengawet.


Untuk Diperhatikan:

* Jika di keluarga ada riwayat alergi, ekstra hati-hati dalam memberi jenis makanan tersebut.
* Jika kulit anak menunjukkan reaksi alergi, misalnya gatal atau kemerahan setelah makan sesuatu, cobalah lagi beberapa kali di hari lain. Jika gejala alergi hilang, Anda bisa meneruskannya. Tetapi jika alergi tetap terjadi, berarti Anda harus menghindarinya.
* Untuk mengetahui dengan pasti reaksi alergi pada bayi Anda, jangan mencampur buah atau makanan yang dikhawatirkan menimbulkan alergi. Segera catat jika penyebab alergi sudah diketahui dengan pasti.
* Makanan yang mengandung gluten dapat menimbulkan gangguan saluran pencernaan pada sebagian bayi, seperti produk biji-bijian, misalnya, makanan mengandung gandum/oats.

Jika si kecil telah berusia 1 tahun, sebaiknya pemasukan garam dan gula seminim mungkin, bahkan lebih baik sebaiknya ditunda sampai mereka berusia 2 tahun.

Saat anak berusia 1 tahun ke atas, sudah diperbolehkan mengkonsumsi makanan laut seperti; udang, kerang, cumi2, dll. Tetapi perlu diingat, apabila ada sejarah dalam keluarga kita alergi seafood, sebaiknya pemberian makanan seafood ke si kecil ditunda dulu.http://keluargasehat.wordpress.com>

Nopember 2009 :Naufal Udah Mulai Belajar Bicara




Belajar berbicara sangatlah menyenangkan. Kegiatan ini dimulai langsung setelah kelahiran. Hal ini seharusnya menjadi hal yang mengasyikkan bagi anak, keluarga dan teman-teman Anda. Akan tetapi belum tentu mudah dilaksanakan. Proses berbicara meliputi kegiatan memperhatikan, mendengarkan, berpikir, memahami, menginginkan dan membutuhkan berbicara. Proses ini juga melibatkan pergiliran, juga kemampuan untuk mengkoordinasikan otot-otot yang benar untuk berbicara.

Anak-anak belajar berbicara di usia yang berbeda. Beberapa anak mengucapkan kata pertama yang dapat dipahami sebelum mereka berusia satu tahun, sementara anak lain bisa saja belum berbicara sampai mereka di atas usia 2 tahun. Akan tetapi, secara umum, sebagian besar anak mulai berbicara di usia 18 bulan.


Anak-anak perlu diberi dorongan untuk berbicara sama seperti mereka diberi dorongan untuk berjalan. Dan ingatlah, anak-anak dapat memahami apa yang dikatakan jauh sebelum mereka dapat menggunakan kata-kata tersebut sendiri.


12 Tips untuk Berbicara


Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk membantu anak Anda belajar berbicara. Bersabarlah. Proses ini gradual sifatnya dan bisa terasa lambat. Kata-katanya mungkin tidak jelas dan anak Anda mungkin terbata-bata atau ragu-ragu.


* Berbicaralah pada anak Anda ketika Anda sedang bermain bersamanya.
* Jangan ragu untuk menggunakan syair dan lagu anak-anak, terutama yang melibatkan gerakan.
* Dorong anak Anda untuk mendengarkan berbagai jenis suara (misalnya, suara binatang, pesawat terbang, bel).
* Raih perhatian anak Anda ketika Anda berbicara dengannya. Dorong dia untuk melihat Anda atau benda yang sedang dibicarakan.
* Dorong anak Anda untuk berkomunikasi dengan cara lain, tidak hanya dengan kata-kata. Gunakan bahasa tubuh dan gambar.
* Berikan anak Anda beberapa pilihan (misalnya “Kamu mau jeruk atau pisang?”).
* Berbicaralah tentang berbagai hal pada saat terjadinya (misalnya ketika mengganti popoknya, menonton televisi, membongkar barang belanjaan).
* Dengarkan dengan baik dan beri waktu anak Anda untuk menyelesaikan apapun yang dikatakannya. Bergantianlah ketika berbicara.
* Beri kesempatan pada anak Anda untuk berbicara. Dorong anak Anda. Katakanlah: “Kamu berbicara dengan baik” atau “Kamu mendengarkan dengan baik”.
* Bantu anak Anda untuk menggunakan lebih banyak kata dengan menambahkan apa yang dikatakannya. Contohnya:
o Anak: “Bola.”
o Orang dewasa: “Ya, lempar bolanya. Bagus! Bolanya besar ya.”
* Bila anak Anda mengatakan sesuatu dengan salah, katakanlah lagi dalam bentuk yang benar. Akan tetapi, jangan paksa anak Anda untuk mengulangi kata-kata itu. Contohnya:
o Anak: “Kan…”
o Orang dewasa: “Iya, ikan.”
* Luangkan waktu khusus dengan anak Anda setiap hari untuk bermain dengan mainan dan membaca buku bergambar bersama.

Ingatlah…

* Jangan berharap terlalu banyak terlalu cepat.
* Jangan khawatir bila dia tidak berada dalam tahap yang sama seperti anak teman Anda. Berbicara itu butuh waktu!